Pertunjukan

Pertunjukan ‘Matah Ati’ berdurasi 1 jam 30 menit (dibagi dalam 8 babak dengan 17 adegan).
Berangkat dari konsep ‘Langendriyan’ yang lahir dari Istana Mangkunegaran pada masa Mangkunegoro ke IV, oleh Raja Mangkunegoro IV.

Matah Ati menyajikan tarian berdasar dari tari klasik dalam gaya tari Mangkunegaran serta menggunakan tembang-tembang Jawa sebagai ekspresi pertunjukan. Untuk menambah unsur kekinian dalam Matah Ati, gerakan-gerakan kontemporer ditambahkan pada pakem tradisional yang menjadikannya lebih dinamis dan menghibur.

Tim produksi ‘Matah Ati’ menyiapkan tata artistik panggung yang membawa pentas tari ini ke dalam sebuah pertunjukan masa kini yang moderen dan penuh kejutan.

Ide, konsep dan naskah karya ‘Matah Ati’ ini ditulis oleh BRAy. Atilah Soeryadjaya. Tumbuh di lingkungan Istana Mangkunegaran dan kedekatannya dengan tradisi dan budaya Jawa sejak usia anak- anak membuat beliau sangat peduli akan pelestarian budaya Jawa.

Matah Ati melibatkan sebanyak 150 pekerja seni profesional dan tim kreatif-produksi terbaik dari Indonesia dalam mewujudkan sebuah pentas tari tradisional dalam pagelaran moderen.

Para koreografer dan penarinya adalah pekerja seni profesional bergelar Sarjana S1 – S2, bahkan S3 dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.